Sampah akan menjadi beban bumi, artinya ada resiko-resiko yang akan ditimbulkannya (Hadi, 2000:40). Ketidakpedulian terhadap permasalahan pengelolaan sampah berakibat terjadinya degradasi kualitas lingkungan yang tidak memberikan kenyamanan untuk hidup, sehingga akan menurunkan kualitas kesehatan masyarakat. Degradasi tersebutlebih terpicu oleh pola perilaku masyarakat yang tidak ramah lingkungan, seperti membuang sampah di badan air (Alkadri et al., 1999:264) sehingga sampah akan menumpuk di saluran air yang ada dan menimbulkan berbagai masalah turunan lainnya.
Pengumpulan
sampah adalah cara proses pengambilan sampah mulai dari tempat penampungan
sampah sampai ke tempat pembuangan sementara. Pola
pengumpulan
sampah pada dasarnya dikempokkan dalam 2 (dua) yaitu pola individual dan pola
komunal (SNI 19-2454-2002) sebagai berikut :
a.
Pola Individual
Proses
pengumpulan sampah dimulai dari sumber sampah kemudian diangkut ke tempat
pembuangan sementara/ TPS sebelum dibuang ke TPA.
b.
Pola Komunal
Pengumpulan
sampah dilakukan oleh penghasil sampah ke tempat penampungan sampah komunal
yang telah disediakan / ke truk sampah yang menangani titik pengumpulan
kemudian diangkut ke TPA tanpa proses pemindahan.
Pengolahan
sampah garbage (organik) secara biologis dan berlangsung dalam suasana aerobic
dan anaerobic. Dekomposisi sampah dengan bantuan bakteri, diperoleh kompos atau
humus. Dekomposisi anaerobic berjalan sangat lambat dan menimbulkan bau, tetapi
dekomposisi aerobic berjalan relative cepat dari dekomposisi anaerobic dan
kurang menimbulkan bau.
Berdasarkan komposisi kimianya, maka sampah dibagi menjadi sampah organik
dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah padat di Indonesia menunjukkan
bahwa 80% merupakan sampah organik, dan diperkirakan 78% dari sampah tersebut
dapat digunakan kembali. Menurut Murtadho dan Said (1987), sampah organik di
bedakan menjadi sampah organik yang mudah membusuk (misal: sisa makanan, sampah
sayuran dan kulit buah) dan s ampah organic yang tidak mudah membusuk (misal :
plastik dan kertas). Kegiatan atau aktivitas pembuangan sampah merupakan
kegiatan yang tanpa akhir. Oleh karena itu diperlukan system pengelolaan sampah
yang baik. Sementara itu, penanganan sampah perkotaan mengalami kesulitan dalam
hal pengumpulan sampah dan upaya mendapatkan tempat atau lahan yang benar-benar
aman (Soeryani et al, 1997). Maka pengelolaan sampah dapat dilakukan
secara preventive, yaitu memanfaatkan sampah salah satunya seperti usaha
pengomposan (Damanhuri, 1988).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan.... di isi