Saat ini banyak sekali jenis atau metode kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan, mulai dari pil KB, suntik, kondom, susuk, dan spiral (IUD).
Nah, pada kesempatan kali ini akan dibahas khusus mengenai*efek samping
KB spiral* yang tak jarang membuat takut bagi calon pengguananya.
Ya, banyak sekali ibu-ibu yang takut ketika saya sarankan untuk
menggunakan KB spiral ini, seperti takut terkena infeksi, rasa sakit,
tetap hamil (kebobolan), spiral lepas sendiri, dikomplain suami dan
masih banyak jenis keluhan lainnya yang terkait efek samping KB spiral. Namun, apakah benar demikian?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai efek sampingnya, mari kita kenali
terlebih dahulu apa itu KB spiral. KB Spiral atau IUD (/intra uterine
device/) adalah perangkat plastik berbentuk T kecil yang dimasukkan ke
dalam rahim untuk mencegah kehamilan.
Alat KB spiral atau IUD ada dua macam, yaitu:
* *IUD Tembaga (Cu, Copper)*. Jenis IUD yang paling banyak digunakan.
IUD tembaga ini bisa digunakan hingga 10 tahun dan merupakan salah
satu jenis kontrasepsi yang sangat efektif.
* *IUD hormonal*. Hormon yang terkandung adalah jenis progestin,
levonorgestrel. IUD hormonal tampaknya sedikit lebih efektif dalam
mencegah kehamilan daripada IUD tembaga. Durasi penggunaan 3-5 tahun.
Efek Samping KB Spiral atau IUD
*Rasa Nyeri*
Sebagian wanita akan mengalami nyeri punggung dan kram seperti nyeri
haid yang terjadi dalam beberapa jam setelah pemasangan spiral.
*Gangguan Mentruasi*
IUD tembaga dapat meningkatkan pendarahan menstruasi atau nyeri haid
(dismenore).
Perempuan juga bisa mengalami bercak (ngeflek) antara periode
menstruasi. Sedangkan IUD hormonal dapat mengurangi masalah ini.
*Perforasi Uterus*
Perforasi artinya jebol atau bocor, Terjadi pada 1 dari 1.000 wanita,
IUD terjebak di dalam atau menusuk rahim sehingga terjadi perforasi pada
rahim. Meskipun hal ini jarang terjadi, tapi hampir selalu terjadi
selama proses pemasangan. Jika efek KB spiral ini terjadi, maka spiral
harus segera dilepas
*Spiral Lepas*
Sekitar 2 – 10 dari 100 IUD terlepas sendiri dan keluar melalui jalan
lahir. Hal ini biasanya terjadi dalam beberapa bulan pertama penggunaan.
Terlepasnya spiral itu lebih mungkin ketika dipasang tepat setelah
melahirkan, atau keluar ketika seorang wanita sedang menstruasi.
Lepasnya spiral ini harus diketahui, karena apabila telah terlepas maka
tidak ada lagi perlindungan dalam mencegah kehamilan.
*Radang Panggul*
Efek samping KB spiral yang satu ini tidak selalu muncul. Risiko akan
meningkat apabila pemasangan yang kurang memperhatikan higienitas
(alat-alat yang steril) dan pada wanita yang memiliki pasangan lebih
dari satu karena berisiko tinggi terkena penyakit menular s**sual (PMS)
*Kista*
IUD hormonal dapat menyebabkan tumor jinak atau non-kanker yang disebut
kista ovarium, namun kista ini biasanya hilang sendiri.
*Efek Hormonal*
Khusus IUD hormonal dapat menyebabkan efek samping yang mirip dengan
efek samping pil KB, seperti nyeri payudara, perubahan suasana hati,
sakit kepala, dan jerawat. Efek samping ini jarang terjadi dan kalaupun
terjadi biasanya hilang setelah beberapa bulan pertama.
Ingatlah bahwa efek dari KB spiral di atas jarang menimbulkan komplikasi
yang serius, terlebih pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang
kompeten. Mengingat efek samping KB spiral yang tak begitu berarti,
dibandingkan dengan keuntungannya yang lebih banyak maka penggunaannya
masih dianjurkan hingga saat ini. Apalagi jika dibandingkan dengan
metode kontrasepsi lainnya.
Minggu, 18 Januari 2015
7 efek samping KB spiral atau IUD
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan.... di isi