Bulan puasa telah lama berlalu, kini saatnya untuk mengevaluasi apakah diet puasa kita berhasil dengan cara yang paling gampang: lihat lingkar perut kita, apakah tetap atau malah bertambah ukurannya.
Ajaran Islam jelas dan tegas menganjurkan kita agar menjaga perut kita. Rasulullah Nabi Muhammad SAW dengan terang benderang telah mengingatkan : “Perut adalah rumah segala penyakit, dan membatasi atau menjaga makan adalah awal dari pengobatan, sedangkan permulaan segala penyakit adalah mengisi perut berlebih-lebihan”. Ulama Besar Al-Gazali mempertegas bahaya tidak menjaga perut dengan menyebut bahwa “keadaan kenyang mengajak kepada bergeloranya syahwat-syahwat yang rendah dan menggerakkan berbagai penyakit di dalam tubuh”. Dari uraian di atas jelas bahwa menjaga perut dari makan yang berlebihan atau makan sampai kekenyangan sangat merugikan bahkan berbahaya bagi kesehatan yang akhirnya juga berpengaruh terhadap tingkah laku kita.
Indikator Lingkar Perut
Dalam ilmu gizi, untuk mengetahui status gizi dapat menggunakan indikator Lingkar Perut. Lingkar perut normal bagi wanita adalah kurang dari 80 cm dan bagi pria kurang dari 90 cm. Lingkar perut yang berukuran lebih dari normal dan secara kasat mata bisa dilihat bentuk perut yang buncit dari berbagai hasil penelitian ilmiah diketahui meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Hasil kajian yang dipublikasikanThe New England Journal of Medicine terhadap sekitar 360.000 orang di sembilan negara Eropa belum lama ini menyebutkan, ukuran lingkar pinggang dapat menjadi indikator yang kuat dalam mengukur risiko kematian dini. Para ahli menyimpulkan bahwa setiap penambahan 5 centimeter pada lingkar pinggang atau perut, risiko kematian dini meningkat antara 13 hingga 17 persen.
Sekarang saatnya kita memeriksaperut kita masing-masing apakah perut kita termasuk buncit dengan ukuran di atas normal. Pastikan bahwa ukurannya tidak lebih dari 90 cm bagi pria dan 80 cm bagi wanita. Jika lebih, waspadalah karena Anda sudah mengalami apa yang dinamakan obesitas abdominal. Waspadalah selanjutnya Anda dapat melangkah ke stadium berikutnya yakni Cardiometabolic Risk (CMR) danCardiometabolic Disease (CMD). Jika sampai melangkah ke stadium itu, maka Anda bisa mengalami sindroma metabolik pada CMR atau penyakit jantung koroner dan bahkan hingga stroke pada CMD.
Diet adalah ibadah
Pengertian diet sebenarnya secara umum adalah makanan/minuman yang kita konsumsi sehari-hari, bukan seperti kebanyakan pengertian di masyarakat bahwa diet berkonotasi hanya pembatasan energi alias menurunkan berat badan. Diet dapat juga berarti jumlah dan jenis makanan yang dibutuhkan dalam situasi tertentu, seperti mengatur makanan bagi penderita kencing manis, penderita kolesterol tinggi dan lain-lain.
Benarkah diet itu ibadah?
Allah dengan tegas benci terhadap orang yang berlebih-lebihan, seperti dalam firman-Nya: “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (Surat Al-A’raf ayat 31). Firman Allah tersebut mengandung paling tidak dua pesan. Pesan pertama kita dianjurkan untuk makan dan minum. Pada pesan kedua, kita dianjurkan untuk mengatur makan dan minum kita agar tidak berlebihan. Jadi jangan sampai kita menjadi orang yang termasuk lalai menjaga perut kita dan digolongkan sebagai orang yang berlebih-lebihan. Berlebihan bisa bermakna ” terlalu”, artinya terlalu banyak dan terlalu sedikit. Dalam konteks gizi, berarti gizi lebih dan gizi kurang termasuk dalam kategori ini, termasuk di dalamnya kelebihan atau kekurangan zat-zat gizi tertentu misalnya kurang zat besi, kurang vitamin A, kolesterol yang tinggi dan lain-lain.
Berdasarkan firman tersebut maka jelas bahwa diet adalah bagian dari ibadah. Menjaga perut adalah sesuatu yang sangat penting dan diutamakan dalam ajaran Islam. Bahkan, sudah selayaknya perut dijadikan Indikator Status Gizi yang Islami. Mari kita jaga perut kita dengan makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang serta memilih makanan yang halalan dan thoyiban.
Ingatlah bahwa diet juga ibadah!
Tentang Penulis: |
Supriyono, S.KM, M. Kes adalah Widyaiswara pada Bapelkes Batam, Kepulauan Riau. Alamat kantor: Jln. Marina City, Kel. Tanjung Uncang, Kec. Batu Aji, Kota Batam. Beliau juga adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Ahli Gizi Indonesia, Lamongan, Jawa Timur. Anda dapat menghubungi beliau melalui halaman kontak situs ini atau email : supriyonontr@yahoo.co.id. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan.... di isi