Pages

Rabu, 06 Juni 2012

Ciri Wanita ber libido tinggi

1. Memiliki bulu halus di tangannya
2. Memiliki kulit putih bersih n terawat
3. Memiliki Bulu halus juga yang terdapat di pinggir bibirnya
4. Memiliki anak rambut yang menjalar tipis di lehernya
5. Bentuk punggungnya konon seperti agak membungkuk ( bongkok udang )
6. Memiliki semok ( bongkahan pantat ) yang tidak begitu montok, bisa juga di katakan tipis deh
7. Memiliki Buah Surga yang membuat para laki laki tak berkedip bila menatap ke arah buah surganya
8. Biasanya wanita yang ber tripikal seperti ini senang memiliki rambut panjang 1/4 punggungnya
9. Namun wanita seperti ini akan selalu meminta bila kita sudah mengetahui kunci yang membuka libidonya keluar pikiran kotor
10. Biasanya memiliki perwatakan setia dengan pasangannya

Perubahan Fisik Payudara

Struktur dasar di dalam payudara berkembang selama masa pubertas. Selama hamil, saluran-saluran yang akan mengalirkan air susu dan sel-sel pembuat air susu akan bertumbuh dan menggandakan diri. Peredaran darah ke payudara akan meningkat, dan air susu mulai dibuat pada sekitar usia kehamilan lima bulan. Sejak awal kehamilan mungkin Anda sudah melihat adanya perubahan pada payudara Anda. Payudara menjadi sangat peka dan nyeri jika disentuh, dan tampak berkembang dengan cepat.

Payudara dan puting—semua bentuk dan ukuran
Selama hamil, payudara dan puting mengalami perubahan. Pada umumnya, menjadi lebih besar dan area berwarna gelap di sekeliling puting (areola) akan menjadi lebih gelap. Ukuran payudara Anda bukanlah ukuran yang panting dalam hal menyusui. Dengan kata lain, wanita dengan payudara yang kecil mempunyai kemampuan memproduksi air susu dalam jumlah yang cukup untuk bayinya sama seperti wanita yang berpayudara besar. Bentuk puting Anda juga tidak penting. Bagi bayi, hampir tidak mungkin untuk menyusu dari payudara lain selain payudara ibunya, dan baginya, payudara ibunyalah yang paling sempurna.
Selama hamil atau segera setelah melahirkan, kebanyakan puting wanita akan agak menonjol. Ketika menyusu, bayi akan memasukkan “sebagian” payudara Anda ke dalam mulutnya, dan sementara is mengisap, puting akan tertarik lebih keluar. Beberapa puting bisa sangat menonjol keluar, beberapa lainnya tidak terlalu menonjol; beberapa puting bahkan hampir datar atau berbalik ke dalam (tampak seperti kawah). Kadang-kadang selama kehamilan, payu
dara Anda diperiksa oleh petugas kesehatan dan kepada Anda mungkin diberitahukan bahwa puting terlalu datar atau terbalik sehingga Anda akan sulit atau tidak mungkin menyusui. Atau disarankan agar Anda ‘menyiapkan’ puting untuk menyusui. Persiapan yang dianjurkan bisa termasuk latihan peregangan puting atau memakai ‘tudung payudara’ atau ‘Nipplette’ (keduanya adalah alat komersial yang diiklankan bisa membantu puting untuk menonjol keluar). Kajian terbaru tentang perawatan pralahir untuk puting yang datar atau melesak ke dalam, menetapkan bahwa usulan tradisional: yaitu mengenakan tudung payudara atau melakukan latihan peregangan puting tidak akan membantu. ‘Nipplette’ belum dikaji tersendiri, jadi manfaatnya belum bisa dinilai. Menurut pengalaman para pengarang, alat ini tidak lebih bermanfaat daripada ‘alat-alat’ lainnya.
Para peneliti berkeras bahwa banyak wanita dengan puting melesak ke dalam ternyata berhasil menyusui. Faktor terpenting dalam keberhasilan menyusui ini adalah memberi perhatian lebih guna mendapatkan posisi yang efektif dari bayi. Begitu dapat menyusu dengan baik, isapan bayi akan dapat menarik keluar puting yang datar atau terbalik. Puting dapat tetap menonjol keluar setelah selesai menyusui atau kembali ke keadaan normal di antara jeda waktu menyusui. Beberapa wanita menemukan bahwa putingnya tetap menonjol setelah menyusui.
Meskipun banyak wanita dalam penelitian ini menemukan bahwa petugas kesehatannya menganjurkan agar mereka tidak menyusui karena bentuk putingnya tidak memadai, mitos modern yang mengatakan bahwa tidaklah mungkin untuk menyusui dengan puting yang terbalik adalah mitos yang tidak benar.

Senin, 04 Juni 2012

Hubungan antara kebiasaan Mendengkur dengan disfungsi seksual

Gangguan tidur jelas menyebabkan penurunan semangat, vitalitas kemampuan konsentrasi, dan juga performa seksual. Siapa pun akan menolak berhubungan seks saat lelah mendera. Gangguan tidur bukan hanya insomnia.

Tahukah Anda, adanya gangguan tidur yang membuat kita terus merasa lelah dan mengantuk walau tidur cukup? Kantuk berlebihan, atau lebih dikenal dengan sebutan hipersomnia, adalah rasa kantuk yang dirasakan walau sudah tidur cukup.

Penyebab hipersomnia tersering adalah sleep apnea atau henti napas saat tidur yang ditandai dengan kebiasaan mendengkur. Sleep apnea terjadi akibat menyempitnya saluran napas saat tidur. Akibatnya, kadar oksigen dalam darah turun berulang-ulang sepanjang malam. Kerja jantung dan berbagai organ pun turut terganggu. Sleep apnea telah dikenal luas mengakibatkan penyakit-penyakit berbahaya seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, hingga stroke. Sleep apnea juga menyebabkan penurunan kualitas hidup, mulai dari produktivitas kerja, kehidupan rumah tangga, dan performa seks.

Dalam kehidupan rumah tangga, pendengkur sering dianggap keluarganya sebagai pemalas karena selalu mengantuk dan kelelahan. Efek dari hipersomnia juga memberikan penampakan seseorang yang kurang bermotivasi dan lamban. Akibat kondisi kurang tidur ini juga, seseorang menjadi sensitif, mudah marah, tak sabaran, dan emosional. Apalagi, suara dengkuran yang mengganggu setiap malam.

Menurunnya minat seksual, walau jarang dibicarakan, menjadi pelengkap ramuan masalah rumah tangga ini. Perlahan dimulai dari permintaan untuk pisah kamar dan berlanjut menjadi perpecahan.

"Sleep apnea" dan disfungsi seksual

Berbagai penelitian telah memastikan hubungan yang erat antara sleep apnea dan gangguan ereksi. Dalam The Journal of Sexual Medicine terbitan November 2009, diungkapkan bahwa dari 69 persen pria pendengkur yang terdiagnosis sleep apnea ternyata mengalami disfungsi ereksi. Sementara pasien tanpa sleep apnea hanya 34 persennya yang mengalami disfungsi ereksi. Dari penelitian ini juga disebutkan bahwa derajat disfungsi ereksi semakin parah sesuai dengan penurunan kadar oksigen darah saat tidur yang direkam lewat polisomnografi (pemeriksaan tidur di laboratorium tidur). Artinya, semakin parah henti napas saat tidurnya, semakin berat juga disfungsi ereksi yang dialami. Derajat keparahan sleep apnea tidak dilihat dari keras atau tidaknya dengkuran, tetapi dari jumlah dan durasi henti napas serta penurunan kadar oksigen darah selama tidur.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya pada tahun 2005 yang dituangkan dalam Jurnal Urologi. Penelitian ini melihat pada kantuk berlebih yang dialami pendengkur yang diukur dengan epworth sleepiness scale. Hasilnya, pada pendengkur dengan nilai abnormal, 80 persen-nya mengalami disfungsi ereksi dibanding dengan 20 persen pada pria dengan nilai normal.

Sebuah penelitian pada tikus di tahun 2008 mencoba menjelaskan mekanisme hubungan antara sleep apnea dan gangguan ereksi. Para peneliti di University of Louisville meniru kondisi sleep apnea pada tikus. Tikus-tikus tersebut secara berulang sengaja dikurangi oksigennya, sama seperti yang dialami penderita sleep apnea pada waktu tidur. Hasilnya, tikus-tikus tersebut mengalami penurunan ereksi spontan hingga 55 persen. Jelas tampak bahwa kekurangan oksigen untuk jangka waktu pendek saja sudah dapat menurunkan fungsi-fungsi seksual. Bahkan setelah dikembalikan pada kondisi oksigen normal, gangguan-gangguan tersebut tak dapat sepenuhnya hilang. Ini diukur lewat berbagai perilaku maupun fungsi-fungsi seksual tikus. Salah satunya adalah pemeriksaan nitric oxide synthase (NOS). NOS endotelial adalah zat yang ditingkatkan pada penggunaan obat sildenafil (viagra).

Beberapa ahli urologi dari Yunani meneliti perawatan yang terbaik bagi pasien disfungsi ereksi yang juga mengidap sleep apnea. Mereka menyimpulkan, pengobatan dengan sildenafil saja atau perawatan sleep apnea dengan continuous positive airway pressure (CPAP) saja tidaklah cukup. Efek terapi maksimal hanya didapatkan dengan pendekatan bersamaan medikasi sildenafil dan penggunaan CPAP.

Pengobatan menyeluruh

Dari semua penelitian yang menunjukkan hubungan antara mendengkur/sleep apnea dengan disfungsi ereksi tampak bahwa pencegahan lebih baik dibanding pengobatan. Efek kekurangan oksigen secara periodik untuk waktu yang singkat saja sudah langsung memengaruhi fungsi-fungsi seksual. Sekali terganggu, tidak mudah untuk mengembalikannya.

Perawatan sleep apnea dengan CPAP yang mengembalikan kadar oksigen selama tidur tak dapat mengembalikan fungsi-fungsi seksual seperti sediakala. Pengobatan disfungsi ereksi saja ternyata juga tidak memberikan hasil yang memuaskan. Untuk hasil yang optimal, kedua pendekatan pengobatan harus dijalankan bersama.

Demikian juga halnya dengan masalah mendengkur. Gangguan tidur yang satu ini sudah tak dapat diremehkan. Tata laksananya yang terdengar asing di masyarakat Indonesia pun mendesak untuk disosialisasikan. Obstructive sleep apnea, henti napas saat tidur, mengakibatkan berbagai masalah, mulai dari kualitas hidup, kehidupan rumah tangga, kesehatan, bahkan kematian. Berbagai spesialisasi kedokteran juga sudah harus menggali kemungkinan gangguan tidur ini pada pasien-pasiennya.

Penderita sleep apnea ditemui setiap hari di ruang-ruang praktik. Mereka datang dengan keluhan sakit kepala, kualitas tidur buruk, selalu lelah, depresi, gangguan seksual, diabetes, tekanan darah tinggi, atau bahkan pascastroke. Pasien-pasien sleep apnea memerlukan berbagai pendekatan dari berbagai spesialisasi kedokteran secara menyeluruh.