Pages

Sabtu, 14 April 2012

Obat obatan dan Ibu Hamil

Pemakaian obat-obatan selama kehamilan dapat berbahaya. Obat-obatan dapat diangkut bersama nutrisi melalui darah ke plasenta bayi. Kemungkinan efek termasuk keguguran, keterlambatan perkembangan, cacat mental dan cacat fisik.
Dalam 12 minggu pertama kehamilan, janin mengembangkan organ-organ tubuhnya. Empat bulan pertama kehamilan adalah periode di mana sebagian besar obat-obatan dapat membahayakan bayi. Pada tahap selanjutnya kehamilan, obat tertentu dapat menghambat pertumbuhan bayi. Hal ini dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah atau sering mengalami kejang. Penggunaan obat melalui suntikan dapat meningkatkan risiko penularan virus AIDS atau hepatitis. Virus ini dapat melewati plasenta dan menginfeksi bayi yang belum lahir.
Apa yang dapat Anda lakukan?
  • Tidak memakai obat-obatan selama kehamilan adalah kondisi yang paling ideal. Namun, hal ini tidak selalu mungkin. Bila Anda harus mengkonsumsi obat-obatan, berkonsultasilah dengan dokter. Pemberian obat mungkin berisiko membahayakan bayi tetapi menghentikan obat juga dapat membahayakan Anda dan bayi Anda. Dokter mungkin dapat meresepkan obat alternatif yang diketahui aman untuk dikonsumsi selama kehamilan.
  • Bila Anda sudah memakai obat dari sejak sebelum hamil, beri tahu dokter atau bidan semua obat yang Anda pakai, termasuk: obat resep, obat bebas, makanan suplemen, jamu dan  herbal. Anda juga harus memberi tahu dokter atau bidan jika Anda merokok, meminum alkohol atau memakai obat-obatan terlarang.
  • Bila dokter meresepkan obat tertentu, ikutilah petunjuknya dengan tepat.
  • Bila mungkin, gunakan alternatif non-obat untuk mengatasi masalah kesehatan ringan selama kehamilan, misalnya:
    • Mengobati sembelit dengan makan lebih banyak serat makanan.
    • Menggunakan semprot air garam untuk mengobati hidung tersumbat.
    • Mengindari makanan atau bau yang memicu mual.

    sumber : majalahkesehatan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan.... di isi