Pages

Minggu, 31 Juli 2011

Membina Komunikasi Seks

Satu di antara cara jitu meraih keintiman pada pasangan adalah dengan cara berkomunikasi. Artinya, keharmonisan hubungan antara pasangan dapat terjalin, asalkan komunikasi berjalan baik. Komunikasi yang terganggu yang bermula dari kesalah-pahaman, akan menjadi penumpukan emosi yang terpendam. Dari sana timbul rasa dendam yang kemudian diekspresikan dalam bentuk aktivitas seksual. Lebih celaka lagi, ketika salah satu pasangan berkeinginan melakukan hubungan intim, yang satu lantas menolak. Untuk keselarasan hubungan antara pasangan, perhatikan kunci berikut ini.
Pahami Pasangan
Mengenal dan memahami lebih dalam pasangan, sebaiknya sudah dilakukan sebelum memasuki gerbang perkawinan. Mengenal dan memahami pasangan secara mendalam mutlak dilakukan oleh setiap pasangan. Bukan hanya mengenali secara fisik tetapi juga harus hatinya dan pribadinya, tetapi juga hal-hal yang bersifat romantis, seperti suka berdua di bawah temaram lampu sembari berpeluk mesra. Atau saling bertanya kegiatan yang dilakukan dan mengatakan kerinduan. Dengan begitu berarti kita mengantisipasi, menjaga dan memahami yang mungkin bisa menyebabkan konflik serius.
Membuka Diri
Sekalipun pasangan telah membina hubungan yang cukup lama, tetapi itu bukan jaminan adanya keterbukaan dari hati ke hati. Karenanya, masa pacaran merupakan paling tepat untuk memulai keterbukaan. Segala hal dapat diungkapkan tanpa rasa takut. Sifat wanita yang cenderung tertutup, perlu pengertian dan toleransi pihak lelaki. Apalagi yang menyangkut soal seks, kebanyakan perempuan menganggap tabu. Karenanya, komunikasi terbuka dari hati ke hati sangat diperlukan. Dengan berjalannya komunikasi dan tak henti dibina, diharapkan, keduanya saling mengerti latar belakang dengan segala permasalahannya.
Berterus Terang
Halangan keintiman pasangan bisa terjadi ketika pasangan mengatakan 'ya' tetapi sebenarnya adalah 'tidak'. Seperti misalnya, pasangan kelelahan bekerja, sementara harus menuruti permintaan anda untuk bercinta atau, anda minta bantuannya menghubungi seseorang, padahal sebenarnya pasangan enggan melakukan.
Untuk itu perlunya membaca situasi sebelum meminta bantuan. Karena itu, berilah kesempatan pada pasangan untuk mampu mengatakan ya atau tidak. Daripada mengiyakan semua sementara hati kecil tidak begitu. Tetapi tentu saja, bila ada ketidaksetujuan, harus dengan alasan-alasan yang dapat diterima. Bukan lantas diterima dengan sikap otoriter sehingga membuat pasangan ketakutan. Dengan begitu, Anda telah mengajarkan kepada pasangan untuk berani menolak. Sebaliknya, ia pun tak merasa tertekan bila ingin menolak.
Bersedia Mengalah
Gara-gara pasangan mendapat tugas ke luar kota, sesampai di rumah berharap anda mau memijat bagian tubuh yang pegal. Namun anda selain sudah terbebani urusan pekerjaan kantor tetapi harus ditambah memikirkan urusan rumah tangga, lantas menolak. Pengendalian diri di sini sangatlah penting. Toleransi itu sangat diperlukan, diantara keduanya harus ada sikap mengalah.
Tabur Kata Pujian
Tak hanya perempuan, lelaki juga suka dipuji. Namun, menganggap yang dilakukan pasangan merupakan kewajiban, sebaiknya itu disingkirkan. Perlunya pengucapan terima kasih atas apapun yang dilakukan dan pemberian berupa barang sekecil apapun, dari pasangan. Hal itu berarti meyakinkan dia bahwa anda menghargainya. Seperti mengatakan, "Tadi malam, sungguh luar biasa. Aku suka sekali bila sesekali kamu mengenakan baju tidur warna hitam, kontras dengan kulitmu yang hitam manis. Sayang, kali waktu seperti itu lagi, ya."
Namun, ucapan tidak melulu perlu diucap tetapi diperlihatkan dengan tingkah laku. Semacam bahasa isyarat, seperti mengecup mesra atau genggam erat jemarinya dengan tulus, itu akan terasa di lubuk hati yang peka.

sumber:http://solusisuamiistri.com/

Sabtu, 30 Juli 2011

Tips Menyusui selama Menjalankan Ibadah Puasa


Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, termasuk juga ibu hamil dan menyusui. Alhamdulillah, Islam memberikan kelonggaran bagi ibu hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa dengan berpuasa di lain waktu dan membayar fidyah. Pada saat Ramadhan, kita rata - rata berpuasa 14 jam, dan tubuh masih dapat mengkompensasi kekurangan saat berpuasa tersebut pada saat berbuka sampai dengan waktu sahur.
Walaupun ibu tidak makan selama 14 jam, komposisi ASI nya tidak akan berubah atau berkurang kualitasnya dibandingkan saat tidak berpuasa. Sebab, tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi dengan mengambil cadangan zat-zat gizi, yaitu energi, lemak dan protein serta vitamin dan mineral, dari simpanan tubuh. Begitu ibu berbuka, tubuh akan mengganti cadangan zat-zat gizi tadi, sehingga ibu tidak akan kekurangan zat gizi untuk memenuhi aktifitas serta mempertahankan kesehatan tubuhnya. Komposisi ASI baru akan berkurang pada ibu yang menderita kurang gizi berat, sebab tidak ada lagi cadangan zat gizi yang dapat memasok kebutuhan produksi ASI yang lengkap.
Namun, sangat dianjurkan pada para ibu yang masih menyusui eksklusif (usia bayi kurang dari 6 bulan) untuk menunda berpuasa atau tidak berpuasa. Agama Islam pun memberi keringanan bagi para ibu menyusui untuk tidak berpuasa selama Ramadhan. Sebab pada masa menyusui eksklusif, ASI adalah satu-satunya asupan cairan dan gizi bagi bayi. Pada masa ini, metabolisme tubuh ibu bekerja dengan giat untuk terus menerus memproduksi ASI dengan komposisi yang lengkap
Bila memutuskan untuk menjalankan puasa Ramadhan, mungkin tips berikut dapat bermanfaat:

Asupan menu dengan gizi seimbang

Ibu yang sedang menyusui memang membutuhkan tambahan sekitar 700 kalori perhari, 500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui yang sedang berpuasa untuk tetap mempertahankan pola makan 3x sehari dengan menu gizi seimbang. Pada saat sahur, ketika berbuka puasa dan menjelang tidur sesudah shalat tarawih. Makan sahur akan menghasilkan energi yang berguna untuk aktivitas kita hari itu. Komposisi makanan dengan gizi berimbang akan menghasilkan sari makanan yang bagus untuk anak.

Perbanyak konsumsi cairan

mulai dari berbuka hingga sahur. Jika bisa minum air putih selama sehari itu sebanyak dua liter, ditambah dengan jenis cairan lainnya seperti juice buah, air madu dan susu. Minum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi ibu hamil dan menyusui. Berbuka puasa dengan minum minuman hangat, akan merangsang kelancaran ASI bagi ibu menyusui.

Istirahat yang cukup

Merasa lemas saat berpuasa itu hal yang lumrah, apalagi jika si ibu baru saja menyusui. Cobalah untuk beristirahatlah sejenak, apakah dengan cara tidur atau sekadar relaks menenangkan pikiran. Perlu ibu menyusui ketahui, bahwa semakin sering payudara dihisap oleh bayi, maka produksi ASI akan semakin banyak. Jadi, bila selama puasa ibu tetap rajin menyusui, ASI akan tetap lancar.

Tetap tenang dan percaya diri

Ibu hendaknya tetap tenang beribadah dan percaya diri terus menyusui, jangan merasa khawatir ASInya akan berkurang, sebab rasa cemas tersebut justru akan menghalangi kerja hormon Oksitosin mengeluarkan ASI dari payudara, sehingga akan nampak seolah-olah ASI ibu berkurang. Ingatlah bahwa menyusui pun juga ibadah.

Meminum madu, kurma dan habbtussauda

Dengan meminum madu, kurma dan habbatussauda, diharapkan kuantitas dan kualitas ASI tetap terjaga, karena madu, kurma dan habbatussauda merupakan vitamin alami dan komposisinya lengkap.

Ibu bekerja

Jika ibu bekerja, sebaiknya tetap memerah ASI di tempat kerja, karena jika ASI tidak dikeluarkan maka produksi ASI akan menurun.   Bila ibu memiliki aktifitas yang cukup tinggi selama Ramadhan, mungkin perlu dipertimbangkan untuk tidak berpuasa bila si kecil masih menyusu, sebab dalam agama Islam pun ada keringanan bagi ibu yang menyusui.

Eramuslim.com

Tips Sehat Menjalankan Ibadah Puasa


Menjalankan ibadah puasa telah terbukti memiliki banyak manfaat, termasuk bagi kesehatan kita.
Selain itu, puasa juga bermanfaat dari sisi sosial dan kejiwaan. Dari segi sosial, puasa melatih orang berdisiplin, cinta keadilan, dan kadamaian.
Dari sisi kejiwaan, puasa membuat manusia menjadi pandai dalam menguasai diri. Sedangkan dari sisi kesehatan, berpuasa berarti mengistirahatkan saluran pencernaan (usus), enzim, dan hormon yang biasanya bekerja untuk mencerna makanan terus-menerus selama kurang lebih 18 jam.
Organ vital ini dapat istirahat selama 14 jam. Pada saat puasa, kadar gula dalam darah mudah dikendalikan. Apabila kadar gula darah turun, cadangan gula dalam bentuk glikogen di dalam hati mulai digunakan. Berikut beberapa tip untuk Anda:
  1. Niat ikhlas. Tanpa ini, mungkin Anda masih tetap bisa  endapatkan manfaatnya dari sisi kesehatan, sosial, maupun kejiwaan. Tapi untuk urusan pahala, jangan harap Anda akan mendapatkannya. Niat yang ikhlas bisa memicu Anda untuk konsisten dalam berpuasa.
  2. Cukup Air. Sangat sederhana memang. Tapi justru ini yang sering dilupakan orang ketika adzan magrib berkumandang. Kebutuhan air tidak boleh Anda abaikan begitu saja. Tidak harus air putih. Kalau Anda menginginkan variasi, Anda bisa memilih teh, susu, jus buah, koktail buah, atau juga kuah sayur.
  3. Cukup Kebutuhan Kalori. Kalori akan menghasilkan tenaga yang  dibutuhkan manusia. Dalam sehari, wanita membutuhkan kalori
    sekiRA 1900 kalori, sedangkan pria 2100 kalori. Saat berpuasa, tentunyaAnda bisa memenuhi angka tersebut pada saat berbuka dan sahur. Oleh karena itu, sebaiknya pilih makanan yang alami, agar makanan gampang diubah menjadi kalori tanpa menghasilkan efek negatif bagi tubuh, seperti kandungan bahan kimia dalam makanan olahan. Banyak sumber kalori yang bisa Anda peroleh dari nasi, jagung, atau mie. Protein bisa didapat dari daging, tahu, dan lainnya.
  4. Makan Secara Bertahap. Lapar karena seharian berpuasa bukanalasan untuk mengumbar nafsu makan saat berbuka.
    Lihatlah kebutuhan yang harus Anda penuhi. Karbohidrat 50-60 persen,protein 10-20 persen, lemak 20-25 persen, cukup  vitamin dan mineral dari sayur dan buah. Makanlah secara bertahap. Bisa Anda mulai dengan menikmati makanan ringan atau minuman yang manismanis seperti kolak pisang, kurma atau teh manis. Makanan manis mengandung karbohidrat sederhana yang akan mudah diserap dan segera menaikkan kadar gula darah. Setelah salat magrib, makan makanan pelengkap yang terdiri dari
    nasi atau pengganti nasi, protein dari ayam, ikan, atau daging, tahu atau tempe, serat dari sayuran, dan buah. Setelah salat tarawih, Anda dapat makan camilan berupa roti atau buah. Pembagian makan bisa Anda lakukan seperti ini: 50 persen untuk berbuka, 10 persen setelah salat tarawih, dan 40 persen waktu sahur. 
  5. Rajin Sahur. Usahakan porsi sahur tidak sama dengan porsi makan saat berbuka puasa. Makanlah makanan dengan kadar protein
    tinggi. Pencernaan dan penyerapan makanan juga menjadi lebih lama dibandingkan dengan makanan yang kadar karbohidratnya tinggi. Setelah sahur, tambahkan susu tanpa lemak dan suplemen multivitamin agar stamina tetap terjaga.
  6. Rajin berolahraga. Tubuh Anda justru akan semakin lesu jika Anda tidak berolahraga. Tak harus olahraga yang banyak mengeluarkan keringat, tapi cukup olahraga yang banyak mengeluarkan keringat, tapi cukup olahraga ringan saja seperti jalan kaki, naik sepeda, dan lain-lain. Waktu berolahraga yang baik adalah menjelang berbuka puasa.
  7. Tidur siang. Ini akan membantu Anda agar tidak mengeluarkan cairan tubuh berlebihan karena sengatan matahari atau yang lainnya.  Selain itu, tidur siang akan mengurangi rangsangan lapar yang berasal dari perut.
Sumber : http://www.waspada.co.id/